Ikhlas dan Ridha

Toto Tasmara , FB Status 3 Oktober 2013

Ikhlas dan Ridha

Ada beberapa pertanyaan, seakan-akan ikhlas dan ridha itu sama. Menurut pendapat saya, ikhlas itu berbeda dengan ridha.

Ikhlas adalah getaran hati yang bergerak dari dalam keluar, sebuah proses untuk memberi, ia bahagia untuk memberi (pleasure in giving). Sedangkan ridha, ia merasa bahagia dan puas dengan apa yang ia terima, dengan apa yang ia peroleh.

Ikhlas-dan-Ridha
Ikhlas dan Ridha
Jadi ridha adalah getaran hati yang rela (legowo), gembira, bahkan senantiasa merasa puas (being pleased or contented), dan tetap bersyukur untuk menerima (pleasure in accepting). Sebagaimana Allah berfirman. “... Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan) rahmat-Nya, mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung”. [QS. 68:22]

Sehingga dalam sikap ridha itu tidak mungkin ada perasaan sedih, gundah gulana, apalagi stress terhadap apapun bentuk yang menimpa dirinya, karena segala yang ia lakukan telah dilakukan dengan sikap ikhlas. ”... dan mereka tidak merasa sedih, dan semuanya rela dengan apa yang telah kamu berikan kepada mereka, dan Allah mengetahui apa yang (tersimpan) dalam hatimu, dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun“. [QS. 33:51]

Ia bahagia menerima dan tetap puas menerima takdir dari hasil yang ia usahakan (ikhtiyari), maupun segala sesuatu yang menimpa di luar usahanya (ghayru ikhityari). Rasulullah memuji seorang mukmin yang ridha. Beliau bersabda, “Sungguh ajaib keadaan orang beriman, sesungguhnya semua urusan mereka berada dalam keadaan baik, dan tiada yang memperolehi keadaan ini melainkan orang yang beriman sahaja. Sekiranya dia dianugerahkan sesuatu, dia bersyukur, maka jadilah anugerah itu baik untuknya. Sekiranya dia ditimpa musibah, dia bersabar, maka jadilah musibah itu baik untuknya”. [Hadith riwayat Muslim]

Dalam posisi ridha, seseorang bersikap ikhlas menerima apa pun, tanpa keluh kesah, tanpa perasaan hati sempit. Karena ridha itu identik dengan kegembiraan menerima segala bentuk keputusan akhir (end result). Karena ia sadar hanya orang yang ridha saja yang akan menatap wajah Allah. Hanya sikap ridha menerima keadaan dengan gembira dan puas yang akan mendapatkan keridhaan dari Allah atau masuk dalam kategori radhiyatan mardhiyyatan [QS. 89:28].

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” [QS. 2:207]

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”. [QS. 98:8]

Wallahu’alam bishawwab.
Riverside, Sept. 2013

Ikhlas dan Ridha

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel