Qum Fa Andzir [Bangunlah.. Lalu Berilah Peringatan..!!]

Qum Fa Andzir [Bangunlah.. Lalu Berilah Peringatan..!!]

Bangkitlah dan beri peringatan
Bunuh dan campakan kecemasan
Bunuh dan singkirkan kemalasan
Tumpas dan kuburkan kepalsuan

Qum Fa Andzir [Bangunlah.. Lalu Berilah Peringatan..!!]

Sekarang saatnya engkau tengadah menghadapi badai kehidupan.
Walau hari-hari diharu huru-hara, diburu bara-bara biru atau dijarah fitnah paling nanah.
Tetaplah mandiri walau didera deru desing peluru didebu bau mesiu.
Karena engkau bukan tiang kayu keropos, tetapi baja yang memancangkan bangunan tinggi menjulang.
qum-fa-andzir-bangunlah-lalu-berilah-peringatan
Qum Fa Andzir [Bangunlah.. Lalu Berilah Peringatan..!!]
Tempatmu bukan dimasa lalu.
Merenda mimpi apalagi memuja karya yang bukan dari keringatmu sendiri.
Karena engkau adalah putra masa depan.

Bukan pula tumpukan kardus yang mendebu abu, tetapi engkau adalah birunya api.
Panasnya panas yang menggeleparkan segala kemunafikan angkara murka.
Tancapkan kaki tapaki bumi, gantungkan cita-citamu dibintang suroya.

Bagaikan nakhoda berdiri di anjungan.
Tiada tangisan kecuali senyuman merekah saat biduk digila badai.
Semakin menggila prahara semakin menggula cinta.
Hempasan ombak memerah darah.
Angin lautan menderu-deru dendangkan harapan.
Matanya tak berkedip menatap waspada tajamnya batu-batu karang siap menghadang.

Ketika biduk diterkam gelap gulita.
Ketika raga meragu awak kapal bimbang terguncang.
Sang nakhoda tetap berdiri di anjungan, nuraninya berbisik, cukuplah bagiku bintang-bintang penuntun pasti kemana biduk harus mengarah.
Tak perlu gelisah mentari tenggelam.
Bukankah digelapnya malam, begitu banyak bintang-bintang gemerlapan?

Qum Fa Andzir! (Bangkit dan Berilah Peringatan!)

Kini saatnya membakar hanguskan rasa cemas.
Menebar benih para mujahid paling elegan.
Dengan pedang kelewang berkilat cinta maka sampah dan campakkan segala kesumat para pialang.
Sambil menyibak masa depan, bergurulah pada sejarah, bercerminlah dari orang orang yang unggul.
Mandikan seluruh tubuh dengan keringat.
Getarkanlah jiwa dengan hikmah para arifin.
Reguklah kehidupan dan simpulkan!

Hidup adalah rangkaian keputusan.
Hidup adalah kumpulan catatan yang membutuhkan kesimpulan kemudian tindakan.
Kita terlahir bukan sebagai pecundang, kemudian berserah diri dan menunggu keputusan orang.
Tancapkanlah tekad dan pikiran kita yang paling tajam untuk berani memutuskan kehendak kita sendiri.

Kita bukan bayang-bayang yang dibentuk cahaya.
Engkau cahaya benderang, harapan jiwa di kegelapan.

Qum fa Andzir! (Bangkitlah dan beri peringatan!)

Bangkit dan guncangkan.
Abaikan para pendengki dan juru fitnah.
Lemparkan selimut kemalasan.
Datangi gudang-gudang ilmu.
Masuki gedung gedung menjulang.
Temukan makna hidup yang hilang.
Pakailah jubah keberanian yang paling cemerlang.
Karena kita bukanlah pengemis yang merintih.
Kita cahaya mentari yang tak pilih kasih.
Janganlah tergoda butiran pasir yang berserakan yang membuat ombak samudra tertawa canda.
Jadilah batu karang, kukuh tangguh, menatap gagah, menyongsong gigih hempasan ombak dengan tertawa.
Walau kepedihan menyayat raga, tak perlu menghamba diri pada dunia.

Bagi mujahid sejati, lebih baik menjadi singa sehari daripada menjadi domba seribu hari.
Tidak perlu sendu sedan atau tangis ratapan karena kehilangan dunia, tapi jadikanlah dunia meratap sendu dalam tangisan karena kehilangan dirimu.

Tebarkan iman dengan cinta
Gubah dunia dengan prestasi
Jadikanlah hidupmu penuh arti
Kemudian bolehlah bersiap untuk mati
Kalau kelak datang hari perjumpaan
Basahkanlah bibirmu mengucap puji Ilahi Rabbi..
Laa Ilaha Ilallah..!!

Karya: Drs H Toto Tasmara

Qum Fa Andzir [Bangunlah.. Lalu Berilah Peringatan..!!].

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel